Macam-macam Cara Meracik Kopi
Siapa yang tidak tahu kopi?, pasti
semua orang tahu. Siapa yang tidak pernah minum kopi?, saya rasa semua sudah
pernah.
Kopi memang sangat di gemari dari semua kalangan dan
golongan, Ngopi sudah menjadi kebiasaan bagi kebanyakan orang, kopi bisa di
sajikan dimana saja dan kapan saja, tempat kerja, tempat istirahat, tempat
nongkrong dan tentunya warung kopi, cafe dan sebagainya. Karena kopi sudah
menjadi budaya di seluruh kalangan masyarakat.
Menurut saya kopi adalah teman hidup saya, di kala
sendiri, rame-rame sama teman, saat kerja dan bahkan di kala saat lagi
memikirkan sesuatu, Mantan misalnya. Orang jawa bilang “Kuat di lakoni gak kuat di
tinggal Ngopi”, ada juga “Ngopi dulu yang agak pahit, sekedar mengingatkan kalau
hidup tak selamanya manis” dan masih banyak
kata-kata yang indah yang terinspirasi dari secangkir kopi.
tidak setiap kopi memiliki rasa yang sama.
Kopi yang kamu beli atau buat belum tentu sama rasanya dengan kopi buatan orang
lain. Bisa dibilang menyeduh kopi adalah seni. Proses ini bukan sekedar
mencampur air panas dengan bubuk kopi, melainkan bisa dilakukan dengan cara
tertentu sehingga rasa kopi yang dihasilkan lebih enak. Ada beberapa cara yang
biasa dilakukan orang saat membuat kopi. Yang paling sederhana adalah kopi
tubruk, yaitu bubuk kopi yang diseduh langsung dengan air panas.
Cara lain yang biasa ditemukan di kafe atau kedai kopi
adalah pour over, baik dengan chemex maupun flat bottom drip, dan french press.
Masing-masing cara akan menghasilkan rasa yang
unik.
Nah, sebelum mengetahui beda dan
keunggulan masing-masing cara, kita sebaiknya tahu terlebih dahulu apa yang
kita cari dari secangkir kopi.
1. Aroma
Ya, aroma adalah wangi yang keluar dari
kopi. Biasanya biji atau bubuk kopi segar memiliki bau yang harum. Dengan
penyeduhan yang benar, wangi itu akan bertahan dan tertangkap hidung kita. Cobalah
menciumnya, dan rasakan bau bukan kopi apa yang kamu dapatkan? Bila kamu
mencium aroma bunga-bungaan (flowery), buah-buahan (fruity), kacang-kacangan,
atau wangi rempah, maka kemungkinan rasa kopi itu juga memiliki unsur-unsur
tersebut.
"Wangi
kopi bisa memberi gambaran bagaimana rasanya nanti saat diminum," ujar Mirza di Starbucks
Kopi Ethiopia bitta farm yang disajikan
misalnya, memiliki aroma bunga, buah apel merah, pisang ranum dan cokelat.
Sedangkan kopi Rwanda Abakundawa beraroma seperti buah jeruk lemon dan
mandarin, serta sedikit wangi karamel. Lalu saat kopi Sumatra disajikan,
terciumlah wangi rempah.
Bagi sebagian orang, keharuman kopi bisa
dianggap sama saja. Namun wangi-wangi khusus ini akan semakin mudah dikenali
bila seseorang sering menyeduh dan mencium baunya, serta mengenali aroma buah,
bunga, atau rempah.
2. Body
Yang dimaksud body adalah rasa berat atau
ringan --bisa juga disebut ketebalan-- saat kopi dirasakan di mulut. Bagaimana
menggambarkannya? Bayangkan minum susu. Kamu tentu merasakan sesuatu yang berat dan
tebal di mulut. Bandingkan dengan minum air segar. Rasanya lebih ringan dan
bersih kan? Begitu juga dengan body kopi. Ada yang terasa tebal, ada yang halus
dan "clean."
"Kopi dengan body ringan juga akan terasa halus
di lidah, dan finish-nya clean atau tidak meninggalkan rasa yang berat.
Sedangkan kopi dengan body tebal akan terasa berat dan ada rasa yang
tertinggal,"
Saat mencoba beberapa kopi hasil panenan
terbatas (small lot coffee) di Starbucks, ada kecenderungan kopi-kopi fruity
berasa ringan, sedangkan kopi-kopi spicy seperti kopi Sumatra terasa berat.
3. Acidity atau keasaman
Keasaman seringkali disebut sebagai salah
satu rasa. Namun di dunia kopi, keasaman akan terasa di samping dan ujung lidah
saat minum kopi. Seperti rasa yang membuat kita ingin meneteskan air liur
karena membayangkan sesuatu yang asam.
Kopi dengan keasaman tinggi biasanya dideskripsikan
sebagai kopi yang ringan, tangy (berasa tajam), dengan rasa akhir clean.
Sedangkan kopi dengan keasaman rendah akan terasa lembut di mulut.
Coba rasakan kopi dengan mengulumnya di
mulut. Apakah rasanya mengingatkan pada jus jeruk (tangy) atau seperti rasa
susu (lembut)?
4. Flavor atau rasa
Flavor bisa jadi salah satu hal yang paling
menantang dalam merasakan kopi. Pasalnya, kopi seringkali memiliki rasa yang
kompleks. Perlu lidah yang cerdas untuk mengidentifikasi rasa apa saja yang
dimiliki secangkir kopi.
Karena variasi rasa kopi sangat luas, satu
kopi dengan lainnya rasanya pasti berbeda. Bahkan yang satu panenan saja bisa
berbeda tergantung cara membuatnya dan faktor lainnya.
Namun umumnya kopi memiliki rasa-rasa
seperti citrus, kokoa, rempah, berry, kacang-kacangan --untuk menyebut
sebagian-- atau paduan di antaranya.
Flavor yang beraneka ragam ini juga akan
terasa di titik-titik berbeda di mulut kita.
Sekarang
pertanyaannya, bagaimana caranya menampilkan rasa, body, dan keasaman yang pas
dengan selera kita? Jawabannya adalah pada cara menyeduhnya.
Semakin lama kopi bersentuhan dengan air
panas, dan semakin halus butiran kopi, maka ekstraksi yang terjadi akan makin
banyak.
Namun terlalu banyak ekstraksi tidak selalu
baik, karena ada bagian-bagian yang tidak diinginkan dari kopi ikut
mempengaruhi rasa di cangkir kita.
"Rasa-rasa yang tidak diinginkan itu
justru merusak flavor yang kita harapkan,"
1. Kopi
Tubruk
Ilustrasi membuat kopi tubruk
Cara membuat kopi tubruk adalah mencampur
bubuk kopi dengan air panas. Karena bubuk kopi bakal terendam air panas cukup
lama, maka ekstraksi yang terjadi lebih banyak sehingga kopi cenderung jadi
tebal dan pahit.
Untuk menguranginya, bubuk kopi sebaiknya
digiling kasar dan air yang digunakan tidak terlalu panas, bisa antara 90-96
derajat Celsius. Ini memberi kopi waktu lebih lama untuk terekstraksi. Kopi yang
diseduh dengan cara ini memiliki kecenderungan berbody tebal dengan flavor kuat.
Ini adalah cara paling gampang dan
bisa dilakukan di manapun, karena tidak memerlukan mesin dan alat lainnya.
2. French press
Ilustrasi membuat kopi dengan french Press
French press adalah alat untuk memisahkan
kopi dari ampasnya. Caranya hampir seperti membuat kopi tubruk, hanya saja
ampas kopi kemudian ditekan ke bawah wadah, lalu kopinya dituangkan ke gelas.
Umumnya bubuk kopi digiling kasar karena
waktu brewing yang digunakan 4 menit sebelum kopi dituangkan ke gelas. Ini
mebuat kopi perlahan terekstraksi.
Metode ini juga akan menghasilkan kopi full
body dengan rasa yang lebih kuat, sedikit lebih ringan dari kopi tubruk.
3. Pour over dengan flat bottom
Ilustrasi membuat kopi dengan pour over
flat bottom
Ini adalah cara menyeduh menggunakan wadah
dan saringan berbentuk kerucut dengan dasar rata. Saringan yang dipakai adalah
kertas tipis, dan bubuk kopi yang digunakan digiling dalam ukuran medium atau
sedang.
Air panas bersuhu 90-96 derajat Celsius
dituangkan menggunakan cerek bermulut kecil secara merata dan dengan gerakan
memutar seperti mengaduk kopi, dalam waktu 2 hingga 2,5 menit.
"Ini
gerakan seperti mengaduk agar ekstraksinya rata,". Cara ini memungkinkan kopi mengeluarkan flavor yang dimilikinya,
serta akan terasa lebih ringan bodynya, dan aftertaste yang clean.
4. Pour over dengan chemex
Ilustrasi membuat kopi dengan pour over
chemex
Cara ini mirip metode di atas, namun bejana
dan saringan yang digunakan berbeda. Ujung Chemex berbentuk kerucut dengan
dasar lancip dan saringannya lebih tebal. Saringan yang tebal ini
menahan minyak dalam kopi, sehingga rasa kopi menjadi lebih ringan dan
halus. Karenanya, kita juga bakal lebih bisa merasakan flavor yang ada dalam
kopi tersebut, dengan finishing yang clean.
Selain empat cara di atas, masih ada
berbagai metode lain yang bisa digunakan. Masing-masing akan menghasilkan rasa
kopi yang berbeda.
Namun untuk mendapatkan rasa sesuai
keinginan, ada banyak faktor yang mempengaruhi selain cara menyeduh, seperti
jenis kopi, air yang digunakan, takaran dan lainnya.
Bagaimana,? Tertarikkah anda membuat kopi? Atau ingin
mencicipi kopi ala cafe, yang jelas memeang berbeda kopi buatan sendiri dengan
kopi buatan cafe. Entah itu dari jenis kopinya, cara penyeduhannya, atau
racikan tangannya.
Kopi, memang selalu jadi penikmat kehidupan “Kopi
memeang tak selalu manis, tapi setidaknya dia selalu jujur. Tidak pura-pura
manis, atau bahkan manis di depan dan pahit di akhir” sekian dari saya, terima
kasih sudah membaca. Wassalam.
Adhy_Kts
0 komentar:
Post a Comment