sponsor

Thursday, January 3, 2019

Biografi Sosrokartono, mengenal sosok R.M.P. Sosrokartono


Mengenal Tokoh Filosofo Jawa, Biografi R.M.P. Sosrokartono dan Kiprah Hidupnya.


Mungkin tak banyak yang tau tentang tokoh yang bernama Sosrokartono tokoh yang bernama lengkap R.M.P Sosrokartono atau Raden Mas Panji Sosro kartono ( lahir di pelemkerep, mayong, jepara 10 April 1877 – dan meninggal di bandung, indonesia , 8 Februari 1952 di usia 74 tahun ).
Sebagai putra dari R.m.P Ario Sosrodiningrat R.M.P Sosrokartono adalah kakak kandung dari R.A. Kartini yang memberi inspirasi bagi tokoh emansipasi wanita. Semenjak kecil Sosrokartono telah menunjukkan kepandaiannya, setelah tamat dari Europesche Lagere School di Jepara, Sosrokartono meneruskan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Selanjutnya pada tahun 1989, Sosrokartono meneruskan sekolahnya  ke negeri Belanda dengan masuk di sekolah Teknik Tinggi Leiden, Namun demikian, karena tidak cocok, ia pun pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur sehingga lulus dengan menggenggam gelar Doctorandus in de Oostersche Talen dari perguruan tinggi Laiden.Beliau merupakan mahasiswa indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putera-putera indonesia lainya.

R.M.P Sosrokartono semasa hidupnya di kenal sebagai orang Hindia Belanda yang pertama  menjadi wartawan saat pecah Perang Dunia I. Sosrokartono dalam hidupnya amat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan atau lebih tepatnya menyadari sifat harkat kemanusiannya.misal seperti ungkapan kalimat “Sugih Tanpa bandha , Digdaya tanpa aji , Nglurug tanpa bala , Menang tanpa ngasorake.”

Bila di artikan dalam bahasa indonesia seperti ini :

 Sugih tanpa bandha – Merasa kaya tanpa harta, kita mempunyai kekayaan yang lebih berharga daripada harta, apa yang kita punya yang penting kita tetap menjaga kekayaan yang diwariskan dalam diri kita dari lahir, yaitu hati dan pikiran.
Digdaya tanpa Aji – Digdaya tanpa kesaktian, Dengan hati dan pikiran baik, secara tidak langsung membentuk perilaku yang baik pula.dari sana orang akan menghargai dan segan dengan kita walaupun tak punya kelebihan.
Ngluruk tanpa bala – Melawan tanpa kawan, yang dimaksud adalah melawan diri sendiri dan hawa nafsu, karena memang untuk melawan diri sendiri tidak membutuhkan siapa-siapa , karena hanya kamu yang bisa melawan dirimu sendiri.
Menang tanpa ngasorake – menang tanpa merendahkan, kita bisa menjadi pemenang tanpa merendahkan siapa-siapa, karena dengan pribadi yang baik orang berhadapan dengan kita sudah merasa rendah diri tanpa kita rendahkan.

Harry A.Poeze, dalam di Negeri Penjajah : Orang Indonesia di Negeri Belanda, mencatatkan hikayat ini. Begini isi pidato yang sudah di terjemahkan dalam bahasa indonesia :
“Bangkitlah hai Putera dan Puteri Jawa. Serbulah bukit ilmu pengetahuan yang ada di depanmu. Sungguh jauh dari maksud saya untuk menjadikan orang Belanda. Pertama-tama kamu harus menyadari bahwa kamu itu orang Jawa  dan tetap orang Jawa. Kamu bisa saja menguasai kemajuan orang eropa, tanpa mengorbankan kepribadianmu dan sifat-sifatmu. Kamu harus menguasai bahasamu dan di samping itu Bahasa belanda, tetapi untuk memperkaya.
Tanaman membutuhkan air dan udara untuk pertumbuhannya, ia tidak berubah menjadi air atau udara , sedangkan ia tetap mengikuti jalan pertumbuhannya sendiri. Dengan tegas saya menyatakan diri saya sebagai musuh dari siapapun, yang berniat menjadikan kita orang eropa dan menginjak-injak adat istiadat dan kebiasaan yang suci. Selama matahari dan Bulan bersinar, mereka akan saya tantang”
Esensi dari pidato ini adalah tuntutan kepada belanda agar memperhatikan pendidikan rakyat tanah jajahannya.
Ini adalah suluh perjuangan, yang kita tahu bersama, kemudian banyak tokoh yang merengkuh pendidikan dari Belanda kemudian menjadikan bekal pergerakan kemerdekaan.
Dalam Sosrokartono De javansche prins, Putra indonesia yang besar menuliskan, sosrokartono juga turut ikut menyemai tunas kebangkitan nasional. Pada 15 November 1908 bersama mahasiswa lain dari Hindia Belanda mendirikan Indinesische Vereeniging, dan tahun 1924 menjadi Perhimpunan Indonesia.”Saat Indinesische Vereeniging mengirimkan buku yang berisi sumbangan pemikiran kepada Boedi Oetomo di Batavia, nama sosrokartono tercatat sebagi tim redaksi penyusun buku (itu)” tulis hadi.

Pada tahun 1917, koran Amerika The New York Herald Tribune, di kota Wina, ibu kota Austria, membuka lowongan kerja untuk posisi wartawan perang  untuk meliputi Perang Dunia I. Salah satu tes adalah menyingkat padatnya berita dalam bahasa Perancisyang panjangnya satu kolom menjadi berita yang terdiri atas kurang dari 30 kata, dan harus di tulis dalam 4 Bahasa yaitu Inggris, Spanyol, Rusia dan Perancissendiri. Drs Raden Mas Panji Sosrokartono, putra bumi putera yang ikut melamar, berhasil memeras berita itu menjadi 27 kata, sedangkan para pelamar lainnya rata-rata lebih dari 30 kata. Persyaratan lainnya juga bisa di penuhi oleh RMP Sosrokartono sehingga akhirnya ia terpilih sebagai wartawan perang surat kabar bergengsi Amerika The New York Herald Tribune.
Supaya pekerjaannya lancar, dia juga diberi pangkat Mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat. RMP Sosrokartono seorang poliglot, ahli banyak bahasa. Ia menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa suku di tanah nusantara. Sebelum ia menjadi wartawanthe New York Herald Tribune, ia bekerja sebagai penerjemah di Wina. Di Wina ia di kenal dengan julukan Si Jenius dari Timur. Dia juga bekerja sebagai wartawan beberapa surat kabardan majalah eropa. Didalam buku “Memoir Drs Muhammad Hatta” diceritakan kalau RMPsosrokartono mendapat gaji 1250 Dollar dari surat kabar Amerika. Dengan gaji sebesar itu ia dapat hidup mewah di eropa
Sosrokartono juga kerap mengirimi buku dan buletin kepada adiknya Kartini. Buku kiriman Sosrokartono ini lah kelak menjadi pencerahan bagi Kartini untuk mendobrak tradisi dan melahirkan emansipasi wanitan di Nusantara.

Sebelum perang dunia I berakhir, pada bulan November 1918, RMP Sosrokartono terpilih oleh Blok sekutu menjadi penerjemah tunggal, karena ia satu-satunya pelamar yang memenuhi syarat-syarat mereka yaitu ahli bahasa dan Budaya Eropa dan juga bangsa Eropa. Dalam ‘Memoir’ tulisan Drs Muhammad Hatta  ditulis kalau RMP Sosrokarton juga menguasai bahasa Basque, menjadi penerjemahpasukan sekutu kala melewati daerah Suku Basque. Suku Basque adalah salah satu suku yang hidup di Spanyol. Ketika perang dunia I menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang bertikai.

Dalam Sejara Dunia,Perundingan PerdamaianPerang Dunia I yang resmi berlangsung di kota Versailles, di Perancis.ketika banyak wartawan yang mencium adanya ‘’Perundingan Perdamaian rahasia’’ masih sibuk mencari indivasi, koran Amerika The New York Herald Tribune ternyata telah berhasil memuat hasil perundingan tersebut. Penulisnya ‘’anonim’’ hanya menggunakan kode pengenall ‘’Bintang Tiga’’ . kode tersebut di kalangan perang Dunia I di kenal sebagai kode dari wartawan Perang RMP Sosrokartono. Konon Tulisan itu menggemparkan Amerika dan juga Eropa.
Sayangnya dalam buku Biografi RMP Sosrokartono tidak ada invansi mengenai hal ini, namun tak dapat disangkal lagi berita tulisan RMP Sosrokartono di koran New York Herald Tribune mengenai hasil perdamaian rahasia Perang Dunia I itu merupaka prestasi luar biasa Sosrokartono sebagai wartawan Perang. Tahun 1919 didirika Liga Bangsa-Bangsa (League Of Nation) atas prakarsa presiden Amerika serikat Woodrow Wilson. Dari tahun 1919 sampai 1921, RMP Sosrokartono, anak Bumiputera mampu menjabat sebagai penerjemah untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa. Bahkan dia berhasil mengalahkan Poliglot-poliglot dari Eropa dan Amerika sehingga meraih jabatan tersebut. Liga Bangsa-Bangsa kemudian berubah nama menjadi Perserikata Bangsa-Bangsa (United Nations Organization) pada tahun 1921.


Tahun 1919 RMP Sosrokartono juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Belanda. Sampai suatu ketika terdengar berita tentang sakitnya seorang anak berumur kurang lebih 12 tahun. Anak itu adalah anak dari kenalannya yang menderita sakit keras yang tak kunjung sembuh meski sudah diobati oleh beberapa dokter. Dengan dorongan Hati yang penuh dengan cinta kasih dan hasrat yang besat untuk meringankan penderitaan orang lain, saat itu juga beliau menjenguk anak kenalannya yang sakit itu. Sesampainya disana Beliau langsung meletakkan tangannya di atas dahi anak itu danterjadilah sebuah keajaiban . tiba-tiba si bocah yang sakit itu mulai membaik dengan hitungan detik, dan hari itu juga ia pun sembuh.
Kejadian itu membuat orang-orang yang tengah hadir di sana  terheran-heran, termasuk juga dokter-dokter yang telah gagal menyembuhkannya. Setelah itu ada ahli Psychiatrie dan Hypnose yang menjelaskan bahwa sebenarnnya RMP Sosrokartono mempunyai daya Pesononalijke magneetisme yang besar sekali yang tak disadari olehnya.
Mendengar penjelasan tersebut, akhirnya beliau merenungkan dirinya dan memutuskan menghentikan pekerjaannya di Jenewa dan pergi ke Paris untuk Belajar Psychotecniek di sebuah perguruan tinggi di kota itu. Akan tetapi, karena beliauadalah lulusan Sastra dan Bahasa, maka di sana hanya di terima sebagai toehoorder saja, sebab di Perguruan Tinggi itu secara kusus hanya disediakan untuk mahasiswa lulusan medish dokter.
Beliau kecewa karena di sana beliau hanya dapat mengikuti mata kuliah yang sangat terbatas, tidak sesuai dengan harapan beliau. Di sela-sela hati yang yang digenggam kecewa, datanglah ilham untuk kembali saja ke Tanah Air-nya . RMP Sosrokartono akhirnya pulang ke tanah air tahun 1925. Ia kemudian menetap di kota Bandung. Dan mengabdi kepada masyarakat sebagai seorang pandit di Wisma Dar Oes-Salam, Bandung sampai akhir hayatnya tanpa memiliki istri dan anak pada 8 februari 1925.
Ada dua hal yang membuat Sosrokartono ingin kembali ke tanah air. Yaitu dia rindu ibunya yang saat itu tinggal di salatiga beserta adiknya.Serta yang kedua ingin mengunjungi kiai atau ahli kebatinan di satu tempat di jombang atau mojokerto Jawa timur.
Adapun soal islamnya Sosrokartono, dari beberapa sumber, Sosrokartono menerapkan Islam Kejawen, yaitu Islam yang disinkronkan dengan ajarajaran Jawa. “yang jelas, itu tidak akan menyimpang kenapa? Karena supaya Bangsa ini tetap punya identitas yang tetap harus di pegang”
Dosen STAIN Kudus Nur Said menambahkan, :
Sosok Sosrokartono amat layak ditiru, sebab Islam yang dianut Sosrokartono adalah Islam dengan balutan budaya Jawa.
“Islam itu seperti air. Jadi perlu diwadahi, Budaya sebagai wadahnya. Jika tidak diwadahi, ya akan berbahaya. Seperti adanya terorisme.” Papar Nur Said Menurutnya, Sosrokartono tetap jadi orang Jawa. “Pentingnyaidentitas sebagai wujud eksistensi. Dia sosok Jawanisasi Islam” ungkapnya.
Terima kasih sudah membaca, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua,
mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak pas mohon di maklumi.

Sekian dan Terima kasih Salam saya :

Adhy_Kts

0 komentar:

Post a Comment